Sabtu, 23 Juli 2011

Cara Mengatasi Bagai Makan Buah Simalakama

Pernahkah Anda mendengar istilah bagai makan buah simalakama? Atau mungkin pernah mengalaminya? Bagai makan buah simalakama adalah sebuah kondisi dimana kita dihadapkan kepada pilihan yang sulit. Orang mengibaratkan jika kita maka ayah mati, jika tidak ibu mati. Ini adalah sebuah kiasan bagaimana sulitnya kita mengambil keputusan.
Jika dibiarkan, hidup kita akan terombang-ambing dengan 2 keputusan yang menggantung. Semua aktivitas kita akan terganggu, membuat hidup tidak produktif, perasaan emosi yang negatif, dan akan menurunkan tingkat kesehatan juga.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Ada dua strategi berpikir yang bisa kita terapkan saat kita menghadapi bagai makan buah simalakama. Silahkan pilih yang paling sesuai dengan kondisi Anda.

Strategi Pertama: Ambilah Keputusan dan Konsekuensinya

Disaat tidak ada lagi pilihan yang bisa diambil. Kita harus segera mengambil keputusan. Meski keputusan itu pahit dan tidak mengenakan. Sebenarnya saat ada 2 pilihan, kita memiliki 2 pilihan lagi. Misalnya kita harus memilih antara A dan B. Maka kita memiliki 3 pilihan.
Pertama Pilihan A
Kedua Pilihan B
Ketiga Pilihan A dan B
Keempat Tidak Memilih A maupun B
Untuk pilihan ketiga, tidak selamanya bisa dilakukan. Bisa saja kita memang tidak bisa memilih keduanya, tetapi itu harus kita pertimbangkan sebab mungkin akan memberikan solusi. Sementara pilihan keempat selalu bisa kita ambil. Perlu kita pertimbangkan juga karena bisa jadi memberikan solusi.
Yang namanya bagai makan buah simalakama, tentu setiap pilihan kita akan membawa sebuah konsekuensi yang tidak kita inginkan. Oleh karena itu, pilihlah konsekuensi yang paling ringan. Ambilah salah satu keputusan dari 4 pilihan itu dan bersiaplah untuk menerima konsekuensinya. Ini jauh lebih baik dibandingkan terus mengambang karena akan merusak hidup Anda dalam jangka panjang.
Yang dimaksud bersiap menerima konsekuensi itu tidak selamanya pasrah, menerima apa yang terjadi. Tetapi bersiap untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah yang mungkin timbul. Setidaknya dengan tujuan untuk meminimalisir akibat negatif dari konsekuensi tersebut. Mungkin kita belum tahu cara, tetapi kita bisa pikirkan nanti. Percayalah, Anda bisa.
Namun yang ingin saya tekankan disini ialah kita harus segera mengambil keputusan dan menerima konsekuensinya. Percayalah ke depan kita akan bisa mengatasi, memperbaiki, atau menyembuhkan akibat dari konsekuensi tersebut. Saya teringat kisah yang inspiratif dari seorang tukang yang terjepit reruntuhan gempa. Jika dia diam nyawa terancam, jika dia ingin segera pergi maka dia harus memotong kakinya. Keduanya berat, tetapi memotong kaki memiliki konsekuensi lebih kecil. Meski saat ini dia menjadi orang cacat, tetapi dia sedang berusaha untuk mengatasi kondisinya tersebut.
Memang, konsekuensi negatif yang datang akan menjadi masalah baru. Tetapi kita harus percaya diri bahwa kita sanggup mengatasinya di kemudian hari dan kita yakin bahwa Allah akan menolong kita. Jangan lupa, mintalah petunjuk Allah saat kita akan memilih pilihan sulit. Lakukan shalat istiqarah, berdo’alah, dan tawakalah kepada Allah.

Strategi Kedua: Carilah Kemungkinan Pilihan Lain

Jika memungkinkan, cobalah cari alternatif pilihan lain. Tidak bisa? Jika memang tidak bisa, maka kita kembali ke strategi pertama. Namun, ada baiknya kita coba pikirkan dengan pikiran terbuka dan pikiran kreatif kita untuk mencari kemungkinan pilihan kelima, keenam, dan seterusnya. Karena bisa jadi, kita menganggap hanya ada 4 pilihan karena kita belum tahu, karena pikiran kita tertutup. Bisa jadi setelah berpikir, bertanya, dan berdikusi kita akan menemukan pilihan yang lain.
Kuncinya ialah kita memiliki pikiran yang terbuka untuk menerima ide dan gagasan baru. Baik terbuka terhadap ide sendiri maupun ide dari orang lain. Seringkali orang tertutup pikirannya sehingga tidak menemukan alternatif lain. Pikirkan, berpikirlah kreatif karena bisa jadi masih ada alternatif lain yang jauh lebih baik daripada pilihan-pilihan yang sudah ada. Bukalah hati, pikiran, dan mata Anda. Mintalah Allah menunjukan solusi. Berdo’alah, tenang, dan bukalah mata hati Anda, mungkin ada alternatif lain di luar sana yang belum terpikirkan. Jangan cepat menyerah.
Jika memang, tidak ada lagi pilihan dan harus diambil keputusan cepat, maka kita kembali ke strategi pertama.
Apakah Anda punya pengalaman bagai makan buah simalakama? Dan bisa mendapatkan solusinya? Silahkan berbagai disini. Mudah-mudahan bisa membantu saudara kita yang sedang mengalami bagai makan buah simalakama.

http://www.motivasi-islami.com/cara-mengatasi-bagai-makan-buah-simalakama/sumber : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post