Jumat, 22 Juli 2011

Aneh!Wanita Ini Monopause di usia 12 Tahun

Wanita Ini Monopause di usia 12 Tahun - Jika teman-teman seusianya sedang bingung menghadapi pubertas dan menstruasi pertama, Sarah Johnson justru harus merasakan penderitaan dan putus asa karena mengalami menopause di usia yang sangat muda, yaitu 12 tahun saat ia baru beberapa kali merasakan haid.

Sarah Johnson dianggap wanita termuda di Inggris yang menderita menopause, yang biasanya mempengaruhi wanita di atas usia 50 tahun. Ia berhenti menstruasi ketika berusia 12 tahun, saat teman-teman seusianya baru mengalami menstruasi pertama.

“Saya pernah mendengar usia paling muda gadis yang mengalami menopause dini adalah usia 17 tahun. Jadi ini adalah sangat muda. Ini juga sangat sangat langka,” jelas DR Peter Bowen-Simpkins, konsultan ginekolog, seperti dilansir Thesun, Senin (18/7/2011).

Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia menopause adalah 51 tahun. Kondisi ini disebabkan karena ovarium kehabisan telur (estrogen berkurang), sehingga wanita tidak bisa lagi memiliki anak.

Wanita menopause biasanya akan mengalami gejala-gejala seperti gangguan di saluran kemih serta vagina, susah tidur, badan merasa tidak nyaman, sering muncul pegal-pegal dan sakit punggung, vagina kering, wajah dan leher memerah rasanya seperti terbakar.

Sarah didiagnosis dengan gangguan genetik langka Mosaic Turner Syndrome, yang berarti dia tidak akan pernah bisa hamil secara alami. Ia bahkan harus menjalani terapi hormon pengganti sejak usia 14 tahun dalam upaya untuk mengobati efek samping menopause.

Dalam kasus Mosaic Turner Syndrome, seorang gadis biasanya akan mulai menstruasi pada waktu yang normal tetapi cenderung untuk berhenti menstruasi pada usia 20-an tahun.

Turner Syndrome menyebabkan gadis kehilangan satu kromosom X yang membuatnya tidak akan pernah mengalami menstruasi. Sedangkan Mosaic Turner Syndrome hanya proporsi kromosomnya yang tidak normal dan ini menjelaskan mengapa mereka masih mengalami menstruasi.

Mosaic Turner Syndrome (MTS) merupakan suatu kondisi genetik yang berarti seorang wanita kehilangan kromosom X (kromosom seks), yang merupakan kromosom dalam beberapa sel dan mempengaruhi perkembangan seksual.

Biasanya, seorang wanita dengan MTS akan memiliki siklus menstruasi teratur sampai akhir usian20-an tahun. Sangat jarang siklus menstruasi berhenti pada tahun-tahun remaja atau pra-remaja.

Kini Sarah sudah berusia 27 tahun dan sangat ketakutan bahwa ia tidak akan pernah memenuhi mimpinya untuk memiliki bayi.

“Anak-anak adalah hal yang besar dalam keluarga saya. Saya punya 1 saudara perempuan, 2 saudara laki-laki, 7 keponakan laki-laki dan 1 perempuan dan 1 lagi sedang dalam proses kehamilan. Kami merupakan keluarga besar,” ujar Sarah Johnson.

Sejak mengalami menopause di usia 12 tahun, kepercayaan diri Sarah sangat terganggu dan putus asa. Ia mengaku tertarik pada pria, tetapi ia malu dan tidak berani untuk berhubungan serius.

“Saya harus memberitahu mereka tentang kondisi saya dan mereka akan pergi. Saya tidak punya pacar di sekolah,” kenangnya.

Gadis berambut coklat ini tetap menjaga rahasianya dari teman-teman hingga ia berusia 17 tahun. Dia baru mengungkapkan semuanya setelah bertemu dengan calon suaminya, Vinny (32 tahun) seorang IT administrator, saat ia bekerja sebagai pelayan.

Dengan kejujuran Sarah ternyata membuat calon suaminya paham dan mau menerima apa adanya. Mereka akhirnya menikah pada tahun 2004.

Namun, usaha mereka untuk memiliki anak belum juga berhasil. Setelah 7 tahun menjalani perawatan kesuburan, Sarah tak kunjung hamil. Kekurangan sel telur telah menghambat usaha mereka.

Tahun lalu sempat ada seorang wanita anonim menyumbangkan telur tapi upaya ini gagal dan mereka sekarang putus asa untuk menemukan donor yang baru.

“Kami telah mencari donor selama tujuh tahun. Bahkan kami mencari satu ketika kami mengatur pernikahan kami. Donor harus berusia antara 18 sampai 35 tahun, non-perokok, bugar dan sehat dan sudah telah memiliki keluarga yang komplit,” jelas Sarah.

Jika usaha mereka tidak juga berhasil, pasangan asal Stockport, Greater Manchester ini akan mempertimbangkan untuk mengadopsi anak.

“Kami hanya orang biasa. Kami ingin menikah dan punya anak seperti pasangan lainnya. Saya hanya ingin menjadi seperti orang lain dan memiliki kesempatan untuk menjadi seorang ibu. Saya telah mendedikasikan hidup saya untuk menjadi seorang ibu. Saya tahu kedengarannya klise, tapi itu benar. Saya hanya berharap suatu hari, saya bisa menghidupi impian saya,” harap Sarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post